Kemaren nak ir pas
bunda tilar ke depan dan umi ke belakang, mular. Setelah bunda k belakang “ada
apa nak?” guyu-guyu ketawa keras, ternyata gaya nangis thok” (20112011)
Tersenyum hati saya mendengar kabar dari istri tentang perkembangan
anak. Ananda semakin besar dan dewasa, dia semakin bisa merasakan semakin
pentingnya perhatian keluarga. Perhatian orang tua yang selalu bisa mengawasi,
mendampingi, mengajak bicara, mengarahkan dan memperhatikan segala gerak-gerik
yang dilakukan ananda. Ananda juga mulai merasakan pentingnya ayoman keluarga,
sehingga kenyamanan dirinya terpenuhi... Hmmm... ternyata sekarang semakin
dewasa.
Maka tatkala ananda ananda belajar ‘teater’. Saya pun semakin bangga
bahwa ananda mulai bisa mengekspresikan segala keluh kesahnya. Walau masih
belum berucap dengan makna yang dimengerti, misalnya dengan memanggil
‘bundaaaaa’ atau ‘eyaaang’ yang sedang di belakang dan di depan rumah, namun
ananda memberikan tanda dengan ‘menangis’ ala ‘teater’ yang mampu ditangkap dan
direspon dengan cepat oleh keluarga agar diperhatikan kembali...
Namun disisi lain, hati saya juga trenyuh, betapa tidak, saat ananda
membutuhkan kasih sayang, saya secara pribadi masih jauh dari mata, saya pun
hanya bisa berpesan kepada ibunda bahwa sebisa mungkin jangan jauh-jauh dan
tinggalkan ananda, karena ananda semakin dewasa... kasih sayang keluarga jangan
sampai hilang dari hati ananda yang sedang berkembang.
Sekali lagi, terimakasih istriku yang telah menjaga ananda dengan baik.
Maaf, abi masih belum bisa mendampingi 100% secara fisik dalam kengatan
keluarga. Doakan abi agar selalu bersemangat untuk menyelesaikan studi ini
dengan cepat dan tepat agar segera bisa berkumpul dan belajar bersama dengan
ananda.
Pasuruan, 21 November
2011, 05:20