Tuesday, September 2, 2014

Bagaimana kita meraih cita-cita

Saat anda sudah menempuh perjalanan ribuan mil, pasti dimulai dengan langkah pertama dan baru dilanjutkan dengan langkah berikutnya
Kita tidak akan bisa berubah, kalau tidak dimulai dengan merubuah diri kita sendiri. Perubahan-perubahan ini baru akan mempengaruhi kepada perubahan orang-orang di sekitar kita. Pada saat itulah cita-cita yang kita impikan lambat laun akan mulai terwujud. Setiap langkah menentukan arah hidup kita. Tidak bisa hanya dengan berdiam diri, semua impian akan terwujud, walaupun badan dan raga tidak apat bergerak, niat yang kuat adalah modal untuk tidak berdiam diri dalam meraih impian...

Selamat berjuang...

Tuesday, July 31, 2012

Saat Ananda Belajar ‘Teater’



Kemaren nak ir pas bunda tilar ke depan dan umi ke belakang, mular. Setelah bunda k belakang “ada apa nak?” guyu-guyu ketawa keras, ternyata gaya nangis thok” (20112011)

Tersenyum hati saya mendengar kabar dari istri tentang perkembangan anak. Ananda semakin besar dan dewasa, dia semakin bisa merasakan semakin pentingnya perhatian keluarga. Perhatian orang tua yang selalu bisa mengawasi, mendampingi, mengajak bicara, mengarahkan dan memperhatikan segala gerak-gerik yang dilakukan ananda. Ananda juga mulai merasakan pentingnya ayoman keluarga, sehingga kenyamanan dirinya terpenuhi... Hmmm... ternyata sekarang semakin dewasa. 

Maka tatkala ananda ananda belajar ‘teater’. Saya pun semakin bangga bahwa ananda mulai bisa mengekspresikan segala keluh kesahnya. Walau masih belum berucap dengan makna yang dimengerti, misalnya dengan memanggil ‘bundaaaaa’ atau ‘eyaaang’ yang sedang di belakang dan di depan rumah, namun ananda memberikan tanda dengan ‘menangis’ ala ‘teater’ yang mampu ditangkap dan direspon dengan cepat oleh keluarga agar diperhatikan kembali...

Namun disisi lain, hati saya juga trenyuh, betapa tidak, saat ananda membutuhkan kasih sayang, saya secara pribadi masih jauh dari mata, saya pun hanya bisa berpesan kepada ibunda bahwa sebisa mungkin jangan jauh-jauh dan tinggalkan ananda, karena ananda semakin dewasa... kasih sayang keluarga jangan sampai hilang dari hati ananda yang sedang berkembang.

Sekali lagi, terimakasih istriku yang telah menjaga ananda dengan baik. Maaf, abi masih belum bisa mendampingi 100% secara fisik dalam kengatan keluarga. Doakan abi agar selalu bersemangat untuk menyelesaikan studi ini dengan cepat dan tepat agar segera bisa berkumpul dan belajar bersama dengan ananda.

Pasuruan, 21 November 2011, 05:20

Hidup itu apakah hanya sekedar ngenean dan ngonoan?


Menjelang tengah malam, saat bulan bulat dan bersinar terang, di Ramadlan ini, ada sesuatu yang berbeda. Ngobrol santai di teras madrasah, terceletuk bahwa hidup itu pada prinsipnya kok hanya bersumber dari ngenean dan ngonoan. Bahasa ngenean dan ngonoan berasal dari bahasa Jawa yang berarti beginian dan begituan itu memiliki makna dan interpretative yang bermacam-macam. Namun, sepertinya pada malam itu dimaknai bahwa hidup sepertinya hanya digunakan untuk bekerja untuk mencari uang (ngenean), dan hasilnya digunakan untuk berkumpul dengan keluarga, khususnya istri (ngonoan). Kalau boleh ditarik kesimpulan yang lebih radikal, bisa dimaknai bahwa hidup itu hanya untuk “uang” dan “sex”.
Apakah memang hanya sekedar itu ya hidup ini? Kalau dipikir-pikir, bisa jadi “ya”. Berangkat kerja pukul 3 pagi, naik bus ke tempat tujuan jam 07.30 WIB, bekerja, mengerjakan tugas kantor sampai sore. Akhir pekan pulang menemui anak istri. Membawa hasil jerih payah untuk keluarga. Istri senang, dapat oleh-oleh dari suami tercinta. Oleh-oleh yang fisik dan juga “fisik” lainnya. Dobel bonus… mantaaappp.. lalu berangkat lagi di awal pekan, dan begitu seterusnya… Tidak perduli di hadang dengan jarak dan waktu.. berapapun kilometer, kan ditempuh, untuk mengusung tugas demi “umat”, dan berhasil mendapatkan hasilnya untuk dibawa pulang…
Itu kalau pas bertemu dengan keluarga yang bagus. Ada juga berita di www.yahoo.com yang berjudul bahwa “layanan seks, gratifikasi model baru”. Tentu berita ini mengisyaratkan bahwa hidup itu untuk mendapatkan uang dan ditasarufkan pada ranjang. Hemmm… berita yang mencengangkan.. namun begitulah kenyataan. Sigmund Freud, juga mengisyaratkan hal yang sama juga. Namun pertanyaan yang paling mendasar apakah memang hidup itu hanya untuk itu? Sepertinya kok terlalu kurang sempurna hidup ini. Ada yang hilang dalam mindset kalau hanya berfikiran bahwa hidup itu hanya untuk ngenean dan ngonoan, “ibadah”. Tapi tidak mudah memang, menata niat agar hidup tidak sekedar ngenean dan ngonoan. Tidak sekedar relasi horizontal saja yang terbangun, sisi vertikal juga menjadi bagian way of life.. semoga saya bisa mengimplementasikannya…

Pasuruan, 31 Juli 2012

Monday, October 3, 2011

Anakku Belajar Bahasa Planet


“Bangun pagi terlihat males dan lemes, kemudian mandi dan pagi aktivitas biasa. Jam 8.30 ke posyandu 12,7 kg, bunda ajak ke MI , di MI main bola voly hampir 1 jam, kemudian nangis lalu bunda pulangkan tepat jam 10.00, bunda kembali ke MI ngajar sampai jam 11 lebih dikit, siange main terus ke depan ke rumah ceris bolak-balik, maghrib bunda suapi. Tidak lama nak irsyad mpun tilem, mungkin kecapekan karena aktvitas”

Itulah salah satu aktivitas anakku yang sekarang sudah berumur 18 bulan. Bisa berdiri, berlari, bercerita, berbicara dengan lancar walau masih dengan bahasa “dadaadadadadada”. Orang bilang anakku masih berbiocara dengan bahasa planet karena memang tidak mengerti secara harfiah apa yang sedang dibicarakannya.

Namun bagi saya, istri saya, yang selalu menjaga dan mengawasinya, bahasa yang dilontarkan oleh anakku adalah sebuah kebanggaan. Kebanggaan melihat anak belajar berbicara dengan bahasa yang tentu tidak dimenegrti oleh anak saya, bangga dengan ketekunan yang luar biasa karena saya yakin anakku juga tidak ambil pusing apakah bahasa yang sedang dipelajarinya adalah bahasa planet. Yang penting adalah berbicara-berbicara dan berbicara… sesekali menirukan bahasa abi dan bundanya dan lambat laun anakku bisa bilang “[b]i.. [b]i.. [b]i” saat memanggil abi-nya… saat itu juga saya dating menghampiri panggilan anakku…

Hemmmm… met belajar bahasa anakku, abi kan selalu merindukan semangatmu dalam belajar “bahasa planet” ini…

Pasuruan, 4 Oktober 2011; 05:38 am

Saturday, June 25, 2011

Soal UAS Micro Teaching

Silahkan download soal kemudian jawablah dan kirim jawaban anda ke email
amangfr@gmail.com
jawaban anda saya tunggu sampai tanggal 8 Juli 2011

Klik disini untuk mendownload soal UAS
Download

Tuesday, June 21, 2011

Menjadi Pengusaha ala “Nabi Nuh”

“Jika kamu ingin menjadi seorang investor atau pemilik bisnis yang kaya, kamu perlu memahami kisah nabi Nuh…Sadarkah kalian seberapa besar imam yang nabi Nuh butuhkan untuk mendatangi keluarganya dan berkata ‘Tuhan mengatakan kepadaku bahwa banjir maha dahsyat akan terjadi, maka kita perlu membangun sebuah kapal’”

Catatan Gus Mus: Keluarga Harmonis

Rasa kecewa dan tak puas bisa menghadapi tiap orang. Bisa perorangan, bisa juga massal. Bisa sederhana, dan bisa dahsyat. Kekecewaan memang dapat berakibat macam-macam, dengan kadar berbeda. Kekecewaan yang memupuk akan berakibat fatal. Apalagi, jika tak hanya melanda perorangan

Seorang ayah akan kecewa jika melihat anaknya tak menuruti nasihatnya. Sebaliknya, sang anak kecewa terhadap ayahnya karena tak mengerti kemauannya. Jika berlarut, bisa jadi hubungan kasih sayang ayah-anak terlupakan. Keduanya pun bisa bermusuhan.

Blogger template by AdsenseBloggerTemplates | Original design by andrastudio

Powered by Blogger